SEKOLAH YANG
DIKUNJUNGI : SMA KATOLIK ST. ANDREAS PALU
JL. Danau Poso No.23 Palu Barat
MATERI : RUANG
DIMENSI TIGA (KTSP 2006)
SEMESTER : 2 (GENAP)
NAMA GURU : DESIDERIUS LANDI S.Pd
STANDAR KOMPETENSI
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar
sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
KOMPETENSI DASAR
1. Menentukan
kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
2. Menentukan
jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga
3. Menentukan
besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi
tiga
INDIKATOR
1. Menentukan
kedudukan titik terhadap garis, titik terhadap bidang, garis terhadap garis,
garis terhadap bidang dan bidang terhadap bidang
2. Menghitung
jarak antara titik dengan titik, titik dengan garis, titik dengan bidang, garis
dengan garis, garis dengan bidang dan bidang dengan bidang
3. Mengukur
sudut antara garis dengan garis, garis
dengan bidang dan bidang dengan bidang
URAIAN MATERI
A. Kedudukan
titik, Garis, dan bidang dalam ruang.
1. Pengertian
titik, garis, dan bidang.
a. Titik.
Suatu
titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai besaran. Sebuah titik
dilukiskan dengan noktah dan biasanya dinoktahkan dengan huruf kapital seperti
A, B, C, dan seterusnya.

b. Garis.
Suatu
garis merupakan himpunan titik – titik tidak terbatass banyaknya. Garis
dikatakan berdimensi satu karena hanya memiliki satu ukuran saja. Suatu garis
biasanya dilukiskan terbatas dan disebut juga dengan segmen garis (ruas garis)
dan dinotasikan dengan huruf kecil. Ruas garis itu sendiri dinotasikan dengan
menyebut titik pangkal dan titik ujung garis tersebut, sebagai contoh, garis g, h, l, atau ruas garis AB, PQ.

c. Bidang.
Bidang
merupakan himpunan titik – titik yang memiliki panjang dan luas, oleh karena
itu bidang dikatakan berdimensi dua. Penotasian suatu bidang diwakili oleh α,
β, ϒ, atau titik – titik sudut bidang itu.

2. Aksioma
tentang garis dan bidang
Aksioma
adalah pernyataan yang dapat diterima langsung nilai kebenarannya tanpa perlu
dibuktikan. Berikut ini beberapa aksioma tentang titik, garis, dan bidang.
Aksioma
1 :
Melalui
dua buah titik sembarang yang tidak berimpith\ hanya dapat dibuat sebuah garis
lurus.
A B
Aksioma
2 :
Jika sebuah garis dan
sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka garis seluruhnya terletak
pada bidang.
Aksioma
3 :
Melalui
tiga buah titik sembarang tidak segaris hanya dapat dibuat sebuah bidang.
![]() |
Aksioma
4 :
Melalui
sebuah titik yang berada diluar sebuah garis tertentu, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
![]() |
3. Kedudukan
titik terhadap garis
Ada
dua kemungkinan kedudukan titik terhadap garis, yaitu titik terletak pada garis
dan titik diluar garis.
a. Titik
terletak pada garis
Sebuah
titik dikatakan terletak pada garis jika titik itu dilalui garis tersebut.
A
Titik A terletak pada garis g
b. Titik
diluar garis
Sebuah
titik berada diluar garis, jika titik tidak dilalui garis.
Titik A terletak diluar garis g
4. Kedudukan
titik terhadap bidang
a. Titik
terletak pada bidang.
Sebuah titik terletak
pada bidang. Jika titik dapat dilalui bidang.
Titik A terletak pada bidang V
b. Titik
diluar bidang.
Sebuah
titik berada diluar bidang. Jika titik tidak dapat dilalui bidang.
![]() |
A
Titik A terletak diluar bidang V
5. Kedudukan
garis terhadap garis
a. Dua
garis berpotongan
Dua buah garis
dikatakan berpotongan, jika kedua garis terletak pada sebuah bidang dan
memiliki sebuah titik persukutuan atau titik potong.![]() |
Garis g
berpotongan dengan garis h
b. Dua
garis sejajar
Dua buah garis
dikatakan sejajar, jika kedua garis terletak pada sebuah bidang dan tidak
memiliki titik persekutuan![]() |
Garis g
sejajar dengan garis h
c. Dua
garis bersilangan
h
![]() |
6. Kedudukan
garis terhadap bidang
Kedudukan
garis terhadap sebuah bidang kemungkinannya adalah garis terletak pada bidang,
garis sejajar bidang, atau garis menembus (memotong) bidang.
a. Garis
terletak pada bidang
Sebuah garis dikatakan
terletak pada bidang, jika garis dan bidang itu sedikitnya mempunyai dua titik
persekutuan.
Garis g terletak pada bidang V
b. Garis
sejajar bidang
Sebuah garis dikatakan
sejajar bidang, jika garis dan bidang itu tidak mempunyai satupun titik
persekutuan.
garis g
sejajar dengan bidang v
c. Garis
menembus atau memotong bidang
Sebuah garis dikatakan
menembus atau memotong bidang, jika garis dan bidang itu hanya memiliki satu
titik persekutuan denagan titik persekutuan tersebut sebagai titik potong atau
titik tembus. g
Garis g menembus bidang V
7. Kedudukan
bidang terhadap bidang
Kedudukan
antara dua buah bidang hanya ada tiga kemungkinan, yaitu sejajar, berimpit,
atau berpotongan.
a. Dua
bidang sejajar
Bidang
V dan W dikatakan sejajar, jika kedua bidang tersebut tidak memiliki titik
persekutuan
![]() |
|
![]() |
Dua bidang sejajar
b. Dua
bidang berimpit
Bidang V dan W
dikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak pada bidang V juga terletak
pada bidang W atau sebaliknya.
Dua bidang berimpit
c. Dua
bidang berpotongan
Bidang V dan W
dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu memiliki tepat satu garis
persekutuan yang disebut juga garis potong.
(V,W)
Dua
bidang berpotongan
Contoh Soal


H T G
E F
D C
A S B
Pada kubus ABCD.EFGH tentukan :
a. Kedudukan
titik T terhadap garis HG dan AB
b. Kedudukan
garis AB terhadap garis DC
c. Kedudukan
titik A terhadap bidang EFGH
d. Kedudukan
bidang ABCD terhadap bidang EFGH
Peny :
a. Titik
T terletak pada garis HG karena titik T dilalui garis HG dan titik T terletak
di luar garis AB karena titik T tidak dilalui garis AB
b. Garis
AB sejajar garis DC karena tidak memiliki satupun titik potong ( persekutuan )
c. Titik
A terletak di luar bidang EFGH karena titik A tidak dilalui atau tidak dimuat
bidang EFGH
d. Bidang
ABCD sejajar dengan bidang EFGH karena tidak memiliki titik persekutuan
B.
Jarak pada bangun ruang
1. jarak
antara titik dengan Titik
Jarak antara dua titik adalah panjang ruas garis yng menghubungkan kedua
titik tersebut.
2. Jarak
antara Titik dengan Garis
Jarak antara
titik dengan garis adalah panjang ruas garis yang di tarik dari titik tersebut
yang tegak lurus terhadap garis itu. jarak antara titik P dengan garis g
adalah panjang ruas garis PQ yang tegak
lurus terhadap garis g , yaitu d.
3. Jarak
antara Titik dengan Bidang
![]() |
4. Jarak
antara Garis dengan Garis
Jarak antara dua garis sejajar
atau bersilangan adalah panjang ruas garis yang tegak lurus terhadap kedua
garis tersebut. Pada Gambar 7.29, jarak antara garis g dan garis h adalah
panjang ruas garis PQ yang tegak lurus dengan garis g dan garis h adalah
panjang ruas garis PQ yang tegak lurus dengan garis g maupun garis h, yaiu d.
Q
5.Jarak antara Garis dengan Bidang
Jarak antara garis dan bidang yang
saling sejajar adalah panjang ruas garis yang tegak lurus dengan garis dan
bidang tersbut. Pada gambar 7.30, jarak antara garis g dengan v adalah panjang
ruas garis PQ yang tegak lurus garis g
dan bidang v, yaitu d.
![]() |
6.Jarak antara Bidang dengan dengan Bidang
Jarak antara dua bidang adalah panjang ruas garis yang tegak lurus
terhadap dua bidang tersebut. Pada Gambar 7.31,
jarak antara bidang v dengan bidang w adalah panjang ruas garis PQ yang
tegak lurus pada bidang V dan bidang W, yaitu d.
![]() |
Contoh soal :

H G
E F
t

D C
l
A p B
Diketahui balok
ABCD.EFGH dengan panjang 34 cm , lebar 12,5 cm dan tinggi 13,6 cm. Hitunglah :
a.
Jarak antara titik A
dan titik C
b.
Jarak antara titik E
dan garis FG
c.
Jarak antara garis EG dan garis AC
d.
Jarak antara bidang ABFE
dan bidang DCGH
Peny :


E F
t


D C
l
A p B
a. Jarak antara titik A dan titik C adalah
segmen AC
b.
Jarak antara titik E
dan garis FG adalah panjang ruas garis yang ditarik dari titik tersebut yang
tegak lurus terhadap garis itu, yaitu segmen EF.
Sehingga
panjang EF = panjang balok = 34 cm
c.
Jarak antara garis EG dan garis AC adalah panjang ruas garis yang tegak lurus
dengan garis EG dan garis AC yaitu ruas
garis AE dan ruas garis CG = tinggi balok = 13,6 cm
d.
Jarak antara bidang
ABFE dan bidang DCGH adalah panjang ruas garis yang tegak lurus terhadap dua
bidang tersebut yaitu ruas garis AD,BC,EH dan FG = lebar balok = 12,5 cm
C.
Besar Sudut Pada Bangun
Ruang
Sifat
dua buah sudut yang sama besar dalam geometri bidang dapat digunakan untuk
menentukan besar sudut antara dua garis berpotongan maupun bersilangan pada
sebidang ruang
1.
Sudut antara garis dengan garis.
a.
Sudut antara dua garis berpotongan
Jika garis g dengan garis h berpotongan,
maka sudut antara garis g dan h adalah sudut lancipnya, α.
p
b.
Sudut antara dua garis bersilangan
Jika g dan garis h bersilangan, maka
sudut antara keduanya dapat ditentukan sebagai berikut:
a) Tetapkan
sembarang titik A garis g.
b) Buat
garis h’ yang melalui A dan sejajar garis h
c)
Besar sudut yang dibentuk oleh garis g
dan h’ adalah besar sudut antara garis g dan h yang diminta dan dinotasikan
Atau
(1) Buat
garis g’ yang sejajar g
(2) Buah
garis h’ yang berpotongan dengan g’ dan sejajar h
(3) Besar
sudut yang dibentuk oleh garis g’ dan garis h’ adalah besar sudut antara garis
g dan h yang bersilangan dan dinotasikan


![]() |
2. Sudut
antara garis dan bidang
Misalkan diberikan garis l dan
bidang V. Untuk mencari besar sudut antara garis l dan bidang V tesebut dapat
dilakukan dengan cara berikut. Garis l diperpanjang sedemikian sehingga
memotong (menembus) bidang V dititik P. Kemudian proyeksikan garis l pada
bidang V sedemikian sehingga diperoleh garis l’. Sudut antara garis l dengan
bidang V adalah sudut yang terbentuk antara (perpanjangan) garis l dengan garis
l’, yaitu α.
3.
Sudut antara bidang dan bidang
a.
Sudut antara dua bidang yang berimpit
atau sejajar
b.
Sudut antara duan bidang yang
berpotongan atau bersilangan
Jika dua buah bidang V dan W berpotongan
digaris (V,W), maka sudut antara bidang V dan W dapat ditentukan sebagai
berikut.
a) Tentukan
titik P pada garis (V,W)
b) Buat
garis g pada bidang V melalui P dan tegak lurus garis (V,W).
c) Buat
garis g pada bidang W melalui p dan tegal lurus garis (V,W)
d) Terbentuk
sudut antara bidang V dan W yaitu α.
Perhatikan bahwa sudut yang terbentuk
merupakan sudut antara garis g dan garis h yaitu α.dengan demikian, sudut
antara dua bidang dapat ditentukan oleh dua garis pada bidang tersebut yang
saling tegak lurus pada garis potong dua bidang tersebut.
![]() |
Contoh Soal
![]() |

H G
E
F
D C
A B
Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH dengan
panjang sisi 2 cm, Tentukan dan hitung besar sudut antara :
a. Garis
AF dan garis AB
b. Garis
AB dan garis FG
c. Garis
EB dan bidang ABCD
d. Bidang
ABCD dan bidang ABGH
e. Bidang
ABFE dan bidang EFGH
Peny :
a. 
Sudut yang dibentuk
antara garis AF dan garis AB adalah
FAB yang dapat di cari dengan menggunakan rumus :
b. 


Sudut yang dibentuk
antara garis AB dan garis FG adalah
ABC karena FG sejajar dengan BC.
Dengan m ABC = 90° (tegak
lurus )
c. 
Sudut yang dibentuk
antara garis EB dan bidang ABCD adalah
EAB yang dapat di cari dengan menggunakan rumus :
d. 
Sudut yang dibentuk
antara bidang ABCDdan bidang ABGH adalah GBC
yang dapat di cari dengan menggunakan rumus :
e. 


Sudut yang dibentuk
antara bidang ABFE dan bidang EFGH
adalah
BFG. Dengan m BFG = 90°
(tegak lurus )














Komentar
Posting Komentar